Indonesia terus mengalami peningkatan kasus positif COVID-19. Kementerian Kesehatan melaporan data, per tanggal 2 Februari, total kasus kumulatif di Indonesia berjumlah 1.099.687.
Jumlah data tersebut terhitung sejak kasus COVID-19 pertama diumumkan, pada 2 Maret. Untuk kasus positif harian, per 2 Februari mencapai 10.379 orang. Sementara itu konfirmasi pasien meninggal bertambah 304, total keseluruhan menjadi 30.581 orang.
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan menilai kondisi kenaikan COVID-19 di Indonesia disebabkan oleh tidak disiplinnya masyarakat. Banyak orang yang tidak mematuhi protokol kesehatan.
Lebih parahnya, menurut Luhut masih ada masyarakat yang tidak percaya akan ancaman COVID-19. Sementara itu, ia menegaskan bahwa pihak pemerintah sudah berupaya keras dalam mengatasi pandemi.
"Jadi bagaimana kita mengimplementasikan strategi ini, bagaimana kita mendisiplinkan orang-orang. Karena dari data kami, sekitar 22 persen orang mereka tidak mempercayai COVID-19," ucap Luhut, saat acara Mandiri Investment Forum 2021, 3 Februari.
BACA JUGA:
Keterlibatan Kemenag
Luhut menilai jumlah orang yang tidak percaya dengan bahaya COVID-19 bisa mencapai lebih 22 persen atau bahkan mencapai 40 persen. Untuk itu, pemerintah dan otoritas terkait pun kini tengah memperketat beragam prosedur dan program untuk meningkatkan kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.
"Kemenag juga terlibat sekarang. Jadi semua pesantren, semua pimpinan agama dan entah itu Muslim, Kristen, Buddha harus bekerja sama bahwa hal ini harus kita tangani karena ini ancaman yang nyata terutama dengan varian yang baru," terangnya.
Ekonomi Sulit Pulih
Pemerintah, kata Luhut, tidak tinggal diam dengan keadaan yang terjadi saat ini. Apalagi, COVID-19 juga menyebabkan dampak negatif pada perekonomian Indonesia. Menurut dia, ekonomi akan sulit untuk pulih kalau pandemi masih ada di Indonesia.
"Pemulihan aktivitas ekonomi tergantung pada bagaimana kita menangani COVID-19. Menurut saya ini target yang penting untuk pemerintah Indonesia bagaimana kita bisa menangani dan tapi kita tetap bisa menggerakkan perekonomian," katanya.
Ikuti terus VOI.