Bagikan:

JAKARTA - Bantuan internasional mulai berdatangan ke Myanmar pada Sabtu saat tim penyelamat mencari korban selamat setelah gempa bumi dahsyat menghancurkan negara Asia Tenggara itu di tengah kekhawatiran jumlah korban tewas akan melonjak.

Jumlah korban tewas di Myanmar melonjak menjadi 694 dengan 1.670 orang terluka, kata pemerintah militer, naik tajam dari 144 korban tewas yang dilaporkan media pemerintah pada Jumat.

"Infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan bangunan terkena dampak, yang mengakibatkan jatuhnya korban dan cedera di kalangan warga sipil. Operasi pencarian dan penyelamatan saat ini sedang dilakukan di daerah yang terkena dampak," kata junta dalam pernyataan yang dikeluarkan di media pemerintah dilansir Reuters, Sabtu, 29 Maret.

Pemimpin junta, Jenderal Min Aung Hlaing, telah memperingatkan pada hari Jumat tentang lebih banyak kematian dan cedera saat ia mengundang "negara mana pun" untuk memberikan bantuan dan sumbangan.

Tim penyelamat China tiba pada Sabtu sementara Rusia dan AS menawarkan bantuan dalam bencana tersebut, yang terjadi pada jam makan siang pada hari Jumat dan merusak ratusan bangunan di negara tetangga Thailand.

Pemodelan prediktif dari United States Geological Service memperkirakan jumlah korban tewas dapat melebihi 10.000 orang di Myanmar, dan kerugian dapat lebih besar dari nilai produk domestik bruto negara tersebut.

Susan Hough, seorang ilmuwan dalam Program Bahaya Gempa Bumi USGS, mengatakan kepada Reuters, sulit untuk memprediksi jumlah korban tewas akibat gempa bumi, karena berbagai alasan termasuk waktu.

Ketika gempa bumi terjadi pada siang hari, seperti yang terjadi di Myanmar, "orang-orang terjaga, mereka memiliki akal sehat, mereka lebih mampu merespons," katanya.