MUI ke Yahya Waloni: Mualaf Belajar Dulu
Yahya Waloni (Tangkap layar channel YouTube Hadits TV)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholil Nafis menanggapi ceramah Ustaz Yahya Waloni yang ramai dikritik di media sosial. Yahya Waloni bicara soal dirinya yang pernah dengan sengaja menabrak anjing. 

Cholil mengkritik pernyataan itu. Menurut dia, sebagai seorang mualaf atau orang yang pernah beragama selain Islam, Yahya Waloni sebaiknya lebih banyak belajar sebelum berdakwah.

"Muallaf harusnya belajar dulu jgn buru2 jadi Ustadz. Masyarakat pun hendaknya cari penceramah yg bisa ngaji dan berilmu. Ini perlu dibina dibimbing, kecuali klo tak mau ya," kata Cholil dalam akun Twitternya, @cholilnafis, dikutip VOI pada Kamis, 18 Februari.

"Muallaf itu tak boleh menjelekani agama sebelumnya, tak boleh membenci mahkluk Allah meskipun anjing," lanjut dia.

Sebagai informasi, pengakuan Yahya Waloni itu disiarkan akun YouTube Hadits TV pada Sabtu, 13 Februari. Ia tampak sedang berceramah, ketika ia tiba-tiba bercerita pernah dengan sengaja menabrak anjing di Kecamatan Kemuning, yang letaknya berada di perbatasan antara Riau dan Jambi.

Yahya yang saat itu mengendarai kendaraannya, menabrak seekora anjing yang mengakibatkan pincang. "Kutabrak juga seekor anjing, enggak tahu punya siapa. Dia lari pincang kakinya. Kalau kambing masih saya rem, tapi kulihat anjing, najis kutembak satu yang paling depan," ungkapnya.

Menanggapi hal ini, Ketua Animal Defender Indonesia Doni Herdaru mengatakan, air liur anjing memang najis dalam agama Islam, tapi bukan berarti bisa bertindak kejam terhadap hewan tersebut. 

"Perlu diingat, bahwa memang dalam Islam bahwa anjing adalah najis tapi tiada alasan untuk kejam pada mereka," ucap Doni.

"Dalam Islam, sudah ada cara-cara yang baik untuk mengatasi najis jika kita terpapar. Bukan berarti apa yang najis harus diberantas dan dianiaya," tegas dia.

BACA JUGA:


Doni menyinggung, semua mahluk hidup yang diciptakan Tuhan tentu ada manfaatnya. Sehingga, tidak ada alasan untuk menyakiti mereka.

"Jika tidak suka, tidak perlu menyakiti. Itu saja. Tentunya, sang Pencipta tidak menciptakan sesuatu sia-sia," tandas dia.

Doni menantang Ustaz Yahya untuk beradu gagasan. Sebab, hal itulah yang dinilai cocok sebagai bentuk kritikan terhadap Ustaz Yahya Waloni.

"Gagasan versus gagasan, tulisan versus tulisan, ujaran versus ujaran. Di titik ini saja kami anggapnya," ucap Doni.

"Saya rasa pada titik ini, opini atau ujaran ini perlu dikritik dan diingatkan," sambungnya